BAB I
Sekolah Alternatif
Era
kini kian marak sekolah alternatif. Mulai dari kategori anak berkebutuhan
khusus (ABK), home schooling, sampai
sekolah alternatif berbasis kurikulum alam dalam bentuk permainan outbound. Memang bagi orang tua yang
hanya terpaku pada pendidikan formal seperti sekolah umum dengan kurikulum
baku, akan kehernan saat mendengar istilah sekolah alam. Apa sajakah yang
dipelajari? Bagaimana kelak output-nya?
Bagaimanakah ijazahnya?
Pertanyaan
tersebut biasa muncul dibenak orang tua. Hal ini wajar karena orang tua tidak
merelakan ankanya hidup dalam kubangan ketidakjelasan masa depan akan tetapi
orang tua juga tidak menyadari bahwa potesi anak tidak selalu tumbuh normal dan
formal . Banyak anak yang teridentifikasikan
tidak cocok bersekolah dalam lingkungan formal sehingga lebih cocok
untuk home schooling atau dimasukkan
ke sekolah ABK atau karena terlalu liar sehingga cenderung dimasukkan ke
sekolah alam dengan pengetahuan outbound.
Berdasarkan
sejumlah kecenderungan diatas, semestinya orang tua harus memahami dan
menindaklanjuti. Apabila masalah output ,
orang tua harus benar-benar memilih lembaga yang kredibel resmi sehingga output maupun ijazahnya mempunyai
kompetensi kesetaraan dengan sekolah umum. Soal apa saja yang diajarkan, itu
tergantung pada jenis alternatifnya.
BAB 2
Jenis Sekolah Alternatif
A. Sekolah Alam
Sekolah berbasis
alam ini sedang menjadi di sejumlah kota. Biasanya dengan alasan karena
kecenderungan anak yang secara
perilakunya cukup aktif,susah dikoordinasi, terlalu kreatif, cenderung suka
mensopyakan hal-hal baru dan tidak begitu suka dengan rutinitas. Kesadran
semacam inilah yang semestinya terus ditumbuhkan kepad orang tua sehingga apabila mempunyai anak yang susah
mengikuti metodee sekoah formal, dapat segera memutuskan sekolah di sekolah
alternatif yang berbasis alam.
Sejumlah sumber
di situs internet menyebutkan bahwa sekolah alam lahir dengan harapan dapat
mengembalikan nilai-nilai esensial manusia dalam menyatu dengan alam. Di
Indonesia pendirian sekolah alam juga merupakan upaya pembuktian bahwa menempuh
pendidikan tak harus mahal atua dalam gedung mewah, namun tetap subtantif,
yakni dapat mencetak insan manusia yang cerdas , mandiri, berbudi pekerti yang
baik dan mmepunyai komitmen secara sosial atau terhadap sesama.
Sekolah
alternatif berbasis alam tentu mempunyai perbedaan dengan sekolah formal. Namun
bukan berarti tanpa kurikulum kompetensi. Sekolah alternatif berbasis alam
tetaplah bernilai positif sebagai upaya menumbuhkan kemadirian semejak dini,
membuka kesadaran kreatif seluas mungkin, serta memberikan pembelajaran soal
kerja sama.
Kelebihan-kelebihan
sekolah alternatif berbasis alam:
1. Sekolah
alam cenderung membebaskan keinginan kreatif anak sehingga anak akan menemukan sendiri
bakat dan kemapuan berlebih yang dimilikinya.
2. Konsepe
pembelajaran dengan cara bermain cenderung menjadikan pemahaman mengenai
sekolah bukanlah beban, melainkan hal yang mnyenangkan.
3. Guru
atua tenaga pengajar sekolah sekolah alternatif berbasis alam yang baik tebtu
saja tetap merupakan mahasiswa /lulusan perguruan tinggi negeri yang diharapkan
memiliki wawasan pendidikan dan wawasan kemandirian memadai.
4. Metodologi
pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir
dan inovasi yang baik dalam bentuk praktik nyata. Kurikulumnya bisa saja 40
(teori) dan 60 (praktik).
5. Bagi
sekolah alam yang dikelola oleh swasta atau lembaga tertentu yang kredibel,
pastilah amat memperhatikan buku-buku penunjang yang bermutusebagai sumber
acuan guna mendukung berjalannya praktik metodologi praktik nyata ataupun yang
lainnya. Oleh karena itu, pada sekolah alam juga dipersiapkan kelengkapan
pengadaan perpustakan baik buku rujukan atau yang dapat dipertanguungjawabkan.
6. Yang
menarik dalam sekolah alam adalah bukan hanya siswanya yang belajar saja
melainkan gurunya juga dituntut untuk terus belajar. Bahkan orang tua murid
juga diharapkan peran maksimalnya untuk tetap belajar dari guru dan murid.
Pengertian belajar bukan saja dalam kelas atau mempelajari suatu pelajaran
tertentu. Belajar dalam konteks toleran sosial juga penting. Yang amat penting
dala sekolah alam ini adalah bukan lah hanya mengejar nilai, namun memahami
seberapa jauh proses belajar tersebut dapat dinikmati dan diterapkan dengan
baik.
7. Secara
sirkulasi biologis dalam sekolah alternatif berbasis alam. Adanya penunjamg
jenis tanaman yang jelas menghasilkan kadar oksigen yang positif agar mampu
memaksimalkan perputaran kerja otak, terutama ketika dituntut menyaring hasil
interaksi pembelajara.
8. Materi
pembelajaran tentu saja disesuaikan
dengan kompetensi kurikulum pada rentan waktu tertentu dan terprogram secara
matang.
9. Untuk
mengukur sejauh mana inovasi murid diterima publik, maka sekali dalam satuu
semester (6 bulan), biasanya diadakan evaluasi.
Secara global,
kurikulum dapat mencakup:
a) Penciptaan Akhlak yang Baik
Apapun latar belakang agama murid yang bersangkutan,
sekolah alam sebagai tempat belajar muara tempat penciptaan akhlak yang baik,
oleh sebab itu pada sekolah alam, salah satu kurikulum yang ada mendasarkan
pada pendidikan agama yang memenuhi syarat.
b) Penguasaan Ilmu Pengetahuan
Anak
didik diharapkan dapat menguasai pengatahuan dengan baik. Meskipun belajar di
sekolah berabsis kurikulum alam, anak didik juga dituntut menguasai ilmu
pengetahuan yang memadaii.
c) Penciptaan Pemahaman Kepemimpinan
yang Memadai
Satu hal yang
tak bisa dilewatkan dari keberadaan sekolah alam sebagaiimana sekolah umum lainnya
adalah komitmennya pada upaya penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai.
B.
Sekolah
Outbound
Sekolah
alternatif outbound cukup populer di
indonesia sekitar era 2000. Seiring perkembangan waktu, perkembangan waktu,
kegiatan outbound kian menunjukkan
sisi positif sebagai ajang penyaluran bakat dan kemampuan khusus bagi orang
yang tak dapat bersekolah secara resmi.
Yang
menarik, lulusan outbound di
Indonesia dapat berposisi sebagai trainer
bagi pelatihan-pelatihan outbound yang
belakangan sering diselenggarakan disejumlah kantor atau institusi. Manfaat
pendidikan outbound sebagai berikut:
1)
Memupuk kepribadian menjadi lebih tahan
banting dan sanggup menyelesaikan masala secara sehat.
2)
Membentuk pribadi berjiwa kompetensi
memadai.
3)
Memosisikan orang lain sebagai makhluk
sosial yang setara dan bisa diajak bekerja sama demi kemajuan cita-cita
kebersamaan yang hangat.
4)
Menjadikan nilai peraingan sebagai suatu
hal yang positif.
5)
Menumbuhkan motivasi semangat untuk maju
yang memadai dengan penuh kepercayaan.
Kurikulum
yang dikembangkan outbound adalah:
a.
Outbound
dasar
berupa pengenalan secara teoritis mengenai tujuan pendidikan outbound, ruang bermain yang digunakan
dan peralatannya.
b.
Outbound
khusus
berupa pengenalan jenis outbound yang
berorientasi pada pembentukkan karakter tertentu.
c.
Manajemen
outbound yang bisa meliputi cara mengatur jadwal, penyesuaian
psikis dan fisik.
Jenis dan bentuk permainan outbound yang
sudah mencakup ketiga kurikulum pendidikan outbound,
yaitu:
1. Merayap di Jala.
2. Berlari dengan mematikan lima lilin.
3. Berjalan sambil menggigit kelereng.
4. Payung daun pisang.
5. Lari karung.
6. Memburu harta karung.
7. Akrab dengan lingkungan.
8. Mengenal orang lain.
9. Lomba menyiram tanaman.
10. Bermain perang.
11. Mencari sumber suara.
12. Menyiapkan menu 4 sehat 5 sempurna.
13. Menolong orang pingsan.
14. Menjadi kurir pesan lisan menyusun dan melemparkan kaleng.
15. Pengenalan dengan binatang.
16. Membuat majalah dinding.
17. Membuat kerajinan dengan kertas.
18. Membuat akuarium.
19. Membuat air jernih .
20. Menangkap ekor ular naga
21. Membangun kota.
22. Menjadi pedagang dan pembeli di pasar.
BAB 3
Home Schooling
A. Pengertian
Home Schooling
Pada awalnya, pendidikan diselenggarakan dirumah.
Kegiatan ini dikenal dengan istilah otodidakatau belajar sendiri.Yakni, proses
belajar yang dilakukan secara mendiri dan dengan kemauan sendiri. Kesadaran
mendapatkan ilmu pengetahuan bergantung kemauan yang tumbuh dalam diri. Dari
otodidak pula, tidak jarang berhasil menemukan teori-teori dasar ilmu
pengetahuan.
Bagi
kalangan yang mampu dari kelas menengah hingga kelas atas, proses belajar
dilaksanakan dengan cara mengundang orang-orang tertentu yang memiliki
kompetensi atau keahlian dalam bidang tertentu. Pengajar mendapatkan imbalan
dari jasa yang telah diberikan kepada keluarga orang mampu. Proses belajar ini
dikenal dengan istilah belajar privat. Kedua proses belajar ini, otodidak dan
privat, memiliki kesamaan dalam menerapkan dasar pendidikan, yakni pendidikan
berbasis rumah (home schooling). Pada
hakikatnya home schooling juga
menerapkan pendidikan berbasis rumah.
Home schooling memiliki beberapa
persamaan dengan sekolah regular, yaitu:
ü
Sebagai
model pendidikan anak;
ü
Tujuan
masa depan anak lebih baik;
ü
Media
untuk mencapai yujuan pendidikan, seperti keceerdasan dan keterampilan.
Selanjutnya,
home schooling memiliki banyak
keunggulan, diantaranya adalah dapat memilih materi yang sesuai minat, lebih
kreatif, memotivasi untuk berfikir kritis, fleksiilitas dalam waktu dan tempat
dan bisa memilih kurikulum sesuai kebutuhan peserta.
B. Masa
Depan dan Output Home Schooling
Dalam hal terpenuhinya output dari penyelenggaraan pendidikan, home schooling memiliki potensi besar untuk mengembangkan keahlian
dan ketrampilan anak, mengingat sifat pendidikan home schooling yang dapat disesuaikan dan fleksibel sehingga dapat
didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan anak. Kualitas hasil pendidikan model home schooling di Indonesia diakui
Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas, Ace Suryadi, tidak berbeda dengan
lulusan regular.selain itu pemerintah juga menjamin kemudahan bagi pelajar
peserta home schooling untuk
mengikuti ujian kesetaraan, seperti ujian paket A,B,C.
Unsure-unsur efektifitas dan efisiensi pelaksanan home schooling:
1) Sudah mantap.
2) Tidak menunda-nunda.
3) Tidak harus serba sempurna.
4) Fleksibel.
C. Mendirikan
dan atau Memilih Home Schooling
1.
Mengidentifikasikan alasan
Upaya untuk mengidentifikasikan alasan perlu
dilakukan. Hal ini dapat mengarahkan orang tua dalam memilih program home schooling serta menetapkan pilihan
program yang tepat untuk model home
schooling.
2.
Mencari informasi
Orang tua perlu mencari informasi mengenai home schooling, sebelum mendirikan
sendiri atau memasukkan anak pad program ini.
3.
Memilih metode
Pemilihan metode biasanya mempertimbangkan keadaan dan
kebutuhan anak. Metode home schooling dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
v Metode unschooling
atau metode tidak terstruktur. Praktiknya member kebebasan kepada anak
untuk belajar apa saja sesuai minat. Peran orang tua sebatas fasilitas saja.
v Metode school at
home atau metode terstruktur. Praktiknya menerapkan model belajar seperti
sekolah regular, misalnya menggunakan buku ajar.
4.
Memilih kurikulum dan materi ajar
Orang tua mengambil kurikulum dari Depdiknas sebagai
bahan rujukan. Upaya penyesuaian itu diperlukan untuk mengikuti ujuan
kesetaraan. Kurikulum untuk program home
schooling dapat pula diambil selain dari Depdiknas.
5.
Eksplorasi metode dan model home schooling
Untuk memilih dan menetapkan metode dapat ditempuh
melalui eksplorasi filosofi. Dimulai dengan eksplorasi pertanyaan substansial
berupa kebutuhan anak. Dengan mengingat fleksibilitas program home schooling, tentu saja filosofi
pendidikan yang diterapkan oleh penyalenggara juga bersifat dinamis. Ia akan
menjiwai pelaksanaan program belajar dan tertanam dalam jiwa anak.
6.
Contoh program home
schooling
Topik: membuat Termometer
1) Materi yang diibutuhkan
Ø Botol jernih;
Ø Sedotan plastik;
Ø Air;
Ø Pewarna;
Ø Gabus;
2) Pelaksanaa
Ø Buatlah gabus untuk penyumbat botol. Lubangi bagian
tengah gabus untuk memasukkan botol plastic;
Ø Memasukkansedotan plastic hingga hampir menyentuh
dasar botol;
Ø Isi botol dengan air berwarna sedikit saja, yang
penting cukup untuk merendam bagian bawah sedotan plastic;
Ø Biarkan beberapa saat;
Ø Peganglah badan botol dengan telapak tangan. Terlihat
bahwa air dalam botol meresap masuk melalui lubang sedotan plastic dan meluncur
keatas di dalam botol;
3) System evaluasi
Terjadi proses pemuaian udara saat tangan meraba badan
botol. Terjadi tekanan diantara molekul-molekul udara sehinggga merangsek masuk
ke dalam pipa sedotan plastic. Proses itu menyerupai prinsip kerja thermometer
yang menggunakan air raksa. Bila dilengkapi dengan skala di badan botol, maka
jadilah thermometer botol.
BAB
4
Sekolah Inklusif untuk ABK
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang
memiliki karakteristik khusus. Keadaan khusus membuat mereka berbeda dengan
anak pada umunya. Istilah lain bagi ABK adalah anak luar biasa dan ada istilah
yang lebih memberdayakan yaitu difabel (different
abilities people).
Mengungat karakteristik dan hambatan
yang dimilikinya, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus. Yakni,
pola pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Jenis-jenis ABK adalah Tunanetra (individu yang memiliki hambatan dalam
pemdengaran), Tunarungu (individu yang mempunyai hambatan dalam pendengaran
permanen mupun temporer atau tidak permanen), Tunagrahita (individu yang
memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidak
mampuandalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan), Tunadaksan
(individu yang memiliki gangguan graka yang disebabkan oleh kelainan
neuromuscular dan struktur tulang dan struktur tulang), Tunalaras (individu
yang memiliki hambatan dalam mengendalikan emosi dan control sosial) dan
kesulitan belajar.
A. Fasilitas
Pendidikan untuk ABK
Pendidikan untuk anak ABK mendapat perhatian khusus
dari pemerintah dan pihak terkait. Lokakarya nasional di Bandung, 8-14 Agustus
2004 menyepakati program pendidikan sebagian dari proses menuju hidup inklusif
bagi ABK. Kesepakatan tersebut didasari atas kenyataan bahwa eksistensi anak
berkelainan dan berkebutuhan khusus di Indonesia mendapat kesamaan hak dalam
berbicara, kesejahteraan, dan kesehatan. Hak-hak anak tetrsebut juga telah
dijamin oleh UUD 1945.
Regulasi yang menyangkut hak dan kewajiban ABK secara
umum meliputi pemenuhan hak dan kewajiban secara penuh sebagai warga Negara.
System regulasi itu memberikan jaminan sepenuhnya kepada anak berkelainan dan
berkebutuhan khusus lainnya dalam mmeperoleh pendidiksn yang bermutu dan
berpartisipasi aktif aktif dalam kehidupan masyarakat. Selamjutnya mereka yang
memiliki kompetensi dan kepedulian dalam memperjuangkan hak ABK mengagendakan
pencapaian program pendidikan inklusif. Salah satu aspek adalah pendidikan guna
memepersiapkan ABK menjadi generasi penerus yang andal.
B. Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif didirikan berdasarkan semangat
untuk membangun system masyarakat inklusif, yakni sebuah tatanan kemayarakatan
yang saling menghargai dan menghormati keberagaman. Pelaksanaannya dilakukan
dengan penerapan metode dan penciptaan kondisi suasana belajar yang saling
menumbuhkan (cooperative learning).
Selanjutnya dari tumbuhnya kesadaran akan keberagaman dan keberadaan kemampuan
diantara mereka akan tumbuh sikap peduli terhadap kelemahan yang disandang
temannya. Akhirnya, pada pendidikan inklusif yang melibatkan partisipasi aktif
dari tenaga pendidik dan siswa akan dapat menciptakan tradisi atau budaya
peduli, bukan budaya kompetitif. Selain itu aplikasi dari budaya belajar
bekerja sama niscaya tidak hanya mencapai target mencerdaskan otak, melainkan
mempertajam kecerdasan dan kepekaan social.
C. Metode
Diskusi dan Curah pendapat
Diskusi merupakan cara mengungkapkan gagasan yang
dapat diterapkan dalam pendidikan ABK. Bnetuk diskusi ini membutuhkan peralatan
relative sederhana, yakni spidol, papan tulis. Siswa sebagai peran aktif lebih
baik dibebaskan dari tugas mencatat. Sebaliknya, mereka justru diberi kebebasan
untuk berpendapat dan mengadu argumentasi kepada sesame peserta maupun pemandu
forum yang dibawakab oleh gur. Curah pendapat juga memudahkan siswa membuka
pikiran dan mengungkapkan secara spontan.
BAB
5
Autis;
dari Sekolah Khusus ke Sekolah Umum
Pendidikan
untuk anak autistic diklasifikasikan sebagai pendidikan layanan khusus (PLK).
Depdiknas memeparkan data anak penyandang autis yang mengikuti PLK tergolong
dalam kelompok 5 besar dari seluruh peserta sekolah khusus. Urutan pertama
dengan jumlah dengan program sekolah khusus terbesar adalah penyandang
tunagrahita berta dan ringan mencapai 38. 545 peserta, tuanrungu 19.199, tuna
netra 3.218, tunadaksa 1.920 dan autis 1.752 pserta.semantara itu, jumlah
sekolah layanan khusus anak autis sebanyak 1.752 sekolah.
Pendidikan anak autis seyogyanya
disesuaikan dengan karakteristik ganguan yang lazim dialami anak autistik. Program
sekolah di rumah untuuk anak autis (home
schooling) dapat mengakomodasikan kebutuhan anak autistik yang cebderung
individualistik. Program home schooling lebih
mengoptimalkan kerja sama antara guru dan orang tua. Kerja sama guru dan orang
tua ini merupakan cara terbaik untuk membentuk hubungan yang positif antara
keluarga dan masyarakat.
Pelayanan pendidikan anak autis
lebih baik dimulai sejak dini. Sehingga,
untuk mengembangkan kurikulum mengacu pada program pengembangan kelompok
bermain (usia 2-3 tahun), kuriikulum taman kanak-kanak (usia 4-5), kurikulum
sekolah dasar, kurikulum SLB tunarungu dan kurikulum SLB tunanetra dan
tunagrahita. Jika anak autistik mampu mencapai 5 komponen kemampuan dasar
diatas, maka kurikulum dapat ditingkatkan pada kemampuan praakademik dan
kemampuan akademik.
Ada
enam karakteristik gangguan yang melekat pada anak autistik, yaitu komunikasi,
interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku dan emosi.
Pendidikan autis seluruhnya mengacu pada rujukan atau rekomendasi dari dokter,
psikolog atau terapis yang mengenali karakteristik anak yang bersangkutan.
Penerapan ini analogi dengan proses identifikasi anak autistik atau penilaian
yang mengacu pada hal-hal berikut:
1.
Rujukan
untuk terapi
Rujukan
untuk terapi diperoleh dari:
a. Guru
TK/SD/SMA dan sederajat
b. Orang
tua
c. Tenaga
ahli
2.
Penilaian
Proses
penilaian dilakukan sebagai berikut:
a. Pedoman
kurikulum sekolah yang berlaku di pendidikan formal;
b. Pedoman
observasi untuk anak autistik;
c. Behavioural intervention manual;
d. Observasi
klinis;
e. Masukan
dari orang tua;
f. Rujukan
dari guru, orang tua dan tenaga ahli.
3.
Pengkajian
a. Kognitif
b. Motorik
kasar;
c. Motorik
halus;
d. Bahasa
dan komunikasi;
e. Interaksi
sosial;
f. Bantu
diri
g. Penglihatan;
h. Pendengaran;
i. Nutrisi;
j. Otot-otot
mulut;
4.
Individual educational plan and
program (IEP)
Program (IEP) disusun dan dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan dan kemampuan anak untuk mengejar ketertinggalannya dan mengoptimalkan
kemampuan yang dimiliki.
5.
Persetujuan
orang tua
Orang tua harus memiliki komitmen terhadap IEP dan
konsisten untuk ikut serta dalam kelompok kerja yang terlibat dalam pendidikan
anak.
6.
Evaluasi
Evluasi
pendidikan untuk anak autistik meliputi evaluasi proses (evaluasi ini dilakukan
oleh guru dan dilakukan seketika secara aktual dan faktual pada saat proses
pembelajaran berlangsung), evaluasi bulanan (laporan dari orang tua kepada guru
atau sebaliknya), dan evaluasi catur wulan (evaluai ini mendeskripsikan
kemampuan anak autistik disertai penilaian kualitatif).
Laporan Buku yang Berjudul “Sekolah
Alternatif, mengapa tidak?”, oleh Satmoko Budi Santoso (2010)
Buku
yang berjudul “Sekolah Alternatif, mengapa tidak?” ini memberikan rujukan
tentang media, sarana dan fasilitas edukatif bagi anak untuk mengasah dan
mengembangkan Kecerdasan Emosional (EQ), hingga Kecerdasan Spiritual (SQ), yang
pada akhir-akhir ini sekolah alternatif atau sekolah diluar lingkungan formal
mulai dikenal. Lihatlah bagaimanan kegiatan edukatif sekolah alam (out bound) yang dikemas dalam ragam games yang menyenangkan mampu melejitkan
kecerdasan emosional anak dengan baik. Demikian juga tatanan home schooling yang kian diminati saat
ini dan masi banyak pola-pola alternatif yang bisa diberikan kepada anak.
Ini menunjukkan bahwa kualitas
kepribadian, kecerdasan otak dan emosi anak sangat perlu dirangsang melalui
media-media alternatif lainnya yang belum terpenuhi pada bangku sekolah formal.
Maka orang tua yang memberikan les privat pada anaknya, ada yang memberikan
latihan tari, lukis dan lain-lain.
Buku
ini juga dapat merangsang para orang tua dan guru sekaligus untuk memeahami
bagaimanan cara melengkapi kuaitas kecerdasan anak-anak di luar bangku sekolah
formal dan dalam buku ini juga disediakan ulasan tentang jenis-jenis sekolah
alternatif bagi anak berkebutuhan khusus.
togel sgp
BalasHapusAgen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
? Pin BBM : D1A279B6
? Pin BBM : 7B83E334
? Whatsapp : +85598291698
? Skype : Poin.4D
? Line : +85598291698
IGT - Titanium Money Clip, Brushed Stainless Steel
BalasHapusSteel-In-Powered Casino titanium mig 170 Slots · Themes babyliss pro nano titanium · westcott scissors titanium In-Powered Slots · titanium anodizing Amenities titanium legs