Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Jumat, 08 Juni 2012

Sekolah Alternatif.......Mengapa tidak????





BAB I
Sekolah Alternatif
Era kini kian marak sekolah alternatif. Mulai dari kategori anak berkebutuhan khusus (ABK), home schooling, sampai sekolah alternatif berbasis kurikulum alam dalam bentuk permainan outbound. Memang bagi orang tua yang hanya terpaku pada pendidikan formal seperti sekolah umum dengan kurikulum baku, akan kehernan saat mendengar istilah sekolah alam. Apa sajakah yang dipelajari? Bagaimana kelak output-nya? Bagaimanakah ijazahnya?
Pertanyaan tersebut biasa muncul dibenak orang tua. Hal ini wajar karena orang tua tidak merelakan ankanya hidup dalam kubangan ketidakjelasan masa depan akan tetapi orang tua juga tidak menyadari bahwa potesi anak tidak selalu tumbuh normal dan formal . Banyak anak yang teridentifikasikan  tidak cocok bersekolah dalam lingkungan formal sehingga lebih cocok untuk home schooling atau dimasukkan ke sekolah ABK atau karena terlalu liar sehingga cenderung dimasukkan ke sekolah alam dengan pengetahuan outbound.
Berdasarkan sejumlah kecenderungan diatas, semestinya orang tua harus memahami dan menindaklanjuti. Apabila masalah output , orang tua harus benar-benar memilih lembaga yang kredibel resmi sehingga output maupun ijazahnya mempunyai kompetensi kesetaraan dengan sekolah umum. Soal apa saja yang diajarkan, itu tergantung pada jenis alternatifnya.

BAB 2
Jenis Sekolah Alternatif
A.    Sekolah Alam
Sekolah berbasis alam ini sedang menjadi di sejumlah kota. Biasanya dengan alasan karena kecenderungan anak  yang secara perilakunya cukup aktif,susah dikoordinasi, terlalu kreatif, cenderung suka mensopyakan hal-hal baru dan tidak begitu suka dengan rutinitas. Kesadran semacam inilah yang semestinya terus ditumbuhkan kepad orang tua  sehingga apabila mempunyai anak yang susah mengikuti metodee sekoah formal, dapat segera memutuskan sekolah di sekolah alternatif yang berbasis alam.
Sejumlah sumber di situs internet menyebutkan bahwa sekolah alam lahir dengan harapan dapat mengembalikan nilai-nilai esensial manusia dalam menyatu dengan alam. Di Indonesia pendirian sekolah alam juga merupakan upaya pembuktian bahwa menempuh pendidikan tak harus mahal atua dalam gedung mewah, namun tetap subtantif, yakni dapat mencetak insan manusia yang cerdas , mandiri, berbudi pekerti yang baik dan mmepunyai komitmen secara sosial atau terhadap sesama.
Sekolah alternatif berbasis alam tentu mempunyai perbedaan dengan sekolah formal. Namun bukan berarti tanpa kurikulum kompetensi. Sekolah alternatif berbasis alam tetaplah bernilai positif sebagai upaya menumbuhkan kemadirian semejak dini, membuka kesadaran kreatif seluas mungkin, serta memberikan pembelajaran soal kerja sama.
Kelebihan-kelebihan sekolah alternatif berbasis alam:
1.      Sekolah alam cenderung membebaskan keinginan kreatif  anak sehingga anak akan menemukan sendiri bakat dan kemapuan berlebih yang dimilikinya.
2.      Konsepe pembelajaran dengan cara bermain cenderung menjadikan pemahaman mengenai sekolah bukanlah beban, melainkan hal yang mnyenangkan.
3.      Guru atua tenaga pengajar sekolah sekolah alternatif berbasis alam yang baik tebtu saja tetap merupakan mahasiswa /lulusan perguruan tinggi negeri yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan wawasan kemandirian memadai.
4.      Metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir dan inovasi yang baik dalam bentuk praktik nyata. Kurikulumnya bisa saja 40 (teori) dan 60 (praktik).
5.      Bagi sekolah alam yang dikelola oleh swasta atau lembaga tertentu yang kredibel, pastilah amat memperhatikan buku-buku penunjang yang bermutusebagai sumber acuan guna mendukung berjalannya praktik metodologi praktik nyata ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, pada sekolah alam juga dipersiapkan kelengkapan pengadaan perpustakan baik buku rujukan atau yang dapat dipertanguungjawabkan.
6.      Yang menarik dalam sekolah alam adalah bukan hanya siswanya yang belajar saja melainkan gurunya juga dituntut untuk terus belajar. Bahkan orang tua murid juga diharapkan peran maksimalnya untuk tetap belajar dari guru dan murid. Pengertian belajar bukan saja dalam kelas atau mempelajari suatu pelajaran tertentu. Belajar dalam konteks toleran sosial juga penting. Yang amat penting dala sekolah alam ini adalah bukan lah hanya mengejar nilai, namun memahami seberapa jauh proses belajar tersebut dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.
7.      Secara sirkulasi biologis dalam sekolah alternatif berbasis alam. Adanya penunjamg jenis tanaman yang jelas menghasilkan kadar oksigen yang positif agar mampu memaksimalkan perputaran kerja otak, terutama ketika dituntut menyaring hasil interaksi pembelajara.
8.      Materi pembelajaran tentu  saja disesuaikan dengan kompetensi kurikulum pada rentan waktu tertentu dan terprogram secara matang.
9.      Untuk mengukur sejauh mana inovasi murid diterima publik, maka sekali dalam satuu semester (6 bulan), biasanya diadakan evaluasi.
             Secara global, kurikulum dapat mencakup:
a)      Penciptaan Akhlak yang Baik
Apapun  latar belakang agama murid yang bersangkutan, sekolah alam sebagai tempat belajar muara tempat penciptaan akhlak yang baik, oleh sebab itu pada sekolah alam, salah satu kurikulum yang ada mendasarkan pada pendidikan agama yang memenuhi syarat.

b)     Penguasaan Ilmu Pengetahuan
Anak didik diharapkan dapat menguasai pengatahuan dengan baik. Meskipun belajar di sekolah berabsis kurikulum alam, anak didik juga dituntut menguasai ilmu pengetahuan yang memadaii.
c)      Penciptaan Pemahaman Kepemimpinan yang Memadai
Satu hal yang tak bisa dilewatkan dari keberadaan sekolah alam sebagaiimana sekolah umum lainnya adalah komitmennya pada upaya penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai.

B.     Sekolah Outbound
Sekolah alternatif outbound cukup populer di indonesia sekitar era 2000. Seiring perkembangan waktu, perkembangan waktu, kegiatan outbound kian menunjukkan sisi positif sebagai ajang penyaluran bakat dan kemampuan khusus bagi orang yang tak dapat bersekolah secara resmi.
Yang menarik, lulusan outbound di Indonesia dapat berposisi sebagai trainer bagi pelatihan-pelatihan outbound yang belakangan sering diselenggarakan disejumlah kantor atau institusi. Manfaat pendidikan outbound sebagai berikut:
1)      Memupuk kepribadian menjadi lebih tahan banting dan sanggup menyelesaikan masala secara sehat.
2)      Membentuk pribadi berjiwa kompetensi memadai.
3)      Memosisikan orang lain sebagai makhluk sosial yang setara dan bisa diajak bekerja sama demi kemajuan cita-cita kebersamaan yang hangat.
4)      Menjadikan nilai peraingan sebagai suatu hal yang positif.
5)      Menumbuhkan motivasi semangat untuk maju yang memadai dengan penuh kepercayaan.
             Kurikulum yang dikembangkan outbound adalah:
a.    Outbound dasar berupa pengenalan secara teoritis mengenai tujuan pendidikan outbound, ruang bermain yang digunakan dan peralatannya.
b.    Outbound khusus berupa pengenalan jenis outbound yang berorientasi pada pembentukkan karakter tertentu.
c.    Manajemen outbound yang bisa meliputi cara mengatur jadwal, penyesuaian psikis dan fisik.
          Jenis dan bentuk permainan outbound yang sudah mencakup ketiga kurikulum pendidikan outbound, yaitu:


1.      Merayap di Jala.
2.      Berlari dengan mematikan lima lilin.
3.      Berjalan sambil menggigit kelereng.
4.      Payung daun pisang.
5.      Lari karung.
6.      Memburu harta karung.
7.      Akrab dengan lingkungan.
8.      Mengenal orang lain.
9.      Lomba menyiram tanaman.
10.  Bermain perang.
11.  Mencari sumber suara.
12.  Menyiapkan menu 4 sehat 5 sempurna.
13.  Menolong orang pingsan.
14.  Menjadi kurir pesan lisan menyusun dan        melemparkan kaleng.
15.  Pengenalan  dengan    binatang.
16.  Membuat majalah dinding.
17.  Membuat kerajinan dengan kertas.
18.  Membuat akuarium.
19.  Membuat air jernih .
20.  Menangkap ekor ular naga
21.  Membangun kota.
22.  Menjadi pedagang dan pembeli di pasar.      

BAB 3
Home Schooling
A.    Pengertian Home Schooling
Pada awalnya, pendidikan diselenggarakan dirumah. Kegiatan ini dikenal dengan istilah otodidakatau belajar sendiri.Yakni, proses belajar yang dilakukan secara mendiri dan dengan kemauan sendiri. Kesadaran mendapatkan ilmu pengetahuan bergantung kemauan yang tumbuh dalam diri. Dari otodidak pula, tidak jarang berhasil menemukan teori-teori dasar ilmu pengetahuan.
          Bagi kalangan yang mampu dari kelas menengah hingga kelas atas, proses belajar dilaksanakan dengan cara mengundang orang-orang tertentu yang memiliki kompetensi atau keahlian dalam bidang tertentu. Pengajar mendapatkan imbalan dari jasa yang telah diberikan kepada keluarga orang mampu. Proses belajar ini dikenal dengan istilah belajar privat. Kedua proses belajar ini, otodidak dan privat, memiliki kesamaan dalam menerapkan dasar pendidikan, yakni pendidikan berbasis rumah (home schooling). Pada hakikatnya home schooling juga menerapkan pendidikan berbasis rumah.
          Home schooling memiliki beberapa persamaan dengan sekolah regular, yaitu:
ü Sebagai model pendidikan anak;
ü Tujuan masa depan anak lebih baik;
ü Media untuk mencapai yujuan pendidikan, seperti keceerdasan dan keterampilan.
Selanjutnya, home schooling memiliki banyak keunggulan, diantaranya adalah dapat memilih materi yang sesuai minat, lebih kreatif, memotivasi untuk berfikir kritis, fleksiilitas dalam waktu dan tempat dan bisa memilih kurikulum sesuai kebutuhan peserta.

B.     Masa Depan dan Output Home Schooling
Dalam hal terpenuhinya output dari penyelenggaraan pendidikan, home schooling memiliki potensi besar untuk mengembangkan keahlian dan ketrampilan anak, mengingat sifat pendidikan home schooling yang dapat disesuaikan dan fleksibel sehingga dapat didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan anak. Kualitas hasil pendidikan model home schooling di Indonesia diakui Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas, Ace Suryadi, tidak berbeda dengan lulusan regular.selain itu pemerintah juga menjamin kemudahan bagi pelajar peserta home schooling untuk mengikuti ujian kesetaraan, seperti ujian paket A,B,C.
Unsure-unsur efektifitas dan efisiensi pelaksanan home schooling:
1)      Sudah mantap.
2)      Tidak menunda-nunda.
3)      Tidak harus serba sempurna.
4)      Fleksibel.

C.    Mendirikan dan atau Memilih Home Schooling
1.      Mengidentifikasikan alasan
Upaya untuk mengidentifikasikan alasan perlu dilakukan. Hal ini dapat mengarahkan orang tua dalam memilih program home schooling serta menetapkan pilihan program yang tepat untuk model home schooling.       
2.      Mencari informasi
Orang tua perlu mencari informasi mengenai home schooling, sebelum mendirikan sendiri atau memasukkan anak pad program ini.

3.      Memilih metode
Pemilihan metode biasanya mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak. Metode home schooling dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
v  Metode unschooling atau metode tidak terstruktur. Praktiknya member kebebasan kepada anak untuk belajar apa saja sesuai minat. Peran orang tua sebatas fasilitas saja.
v  Metode school at home atau metode terstruktur. Praktiknya menerapkan model belajar seperti sekolah regular, misalnya menggunakan buku ajar.
4.      Memilih kurikulum dan materi ajar
Orang tua mengambil kurikulum dari Depdiknas sebagai bahan rujukan. Upaya penyesuaian itu diperlukan untuk mengikuti ujuan kesetaraan. Kurikulum untuk program home schooling dapat pula diambil selain dari Depdiknas.
5.      Eksplorasi metode dan model home schooling
Untuk memilih dan menetapkan metode dapat ditempuh melalui eksplorasi filosofi. Dimulai dengan eksplorasi pertanyaan substansial berupa kebutuhan anak. Dengan mengingat fleksibilitas program home schooling, tentu saja filosofi pendidikan yang diterapkan oleh penyalenggara juga bersifat dinamis. Ia akan menjiwai pelaksanaan program belajar dan tertanam dalam jiwa anak.
6.      Contoh program home schooling
Topik: membuat Termometer
1)      Materi yang diibutuhkan
Ø  Botol jernih;
Ø  Sedotan plastik;
Ø  Air;
Ø  Pewarna;
Ø  Gabus;
2)      Pelaksanaa
Ø  Buatlah gabus untuk penyumbat botol. Lubangi bagian tengah gabus untuk memasukkan botol plastic;
Ø  Memasukkansedotan plastic hingga hampir menyentuh dasar botol;
Ø  Isi botol dengan air berwarna sedikit saja, yang penting cukup untuk merendam bagian bawah sedotan plastic;
Ø  Biarkan beberapa saat;
Ø  Peganglah badan botol dengan telapak tangan. Terlihat bahwa air dalam botol meresap masuk melalui lubang sedotan plastic dan meluncur keatas di dalam botol;
3)      System evaluasi
Terjadi proses pemuaian udara saat tangan meraba badan botol. Terjadi tekanan diantara molekul-molekul udara sehinggga merangsek masuk ke dalam pipa sedotan plastic. Proses itu menyerupai prinsip kerja thermometer yang menggunakan air raksa. Bila dilengkapi dengan skala di badan botol, maka jadilah thermometer botol.


                                                                        BAB 4
Sekolah Inklusif untuk ABK
            Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang memiliki karakteristik khusus. Keadaan khusus membuat mereka berbeda dengan anak pada umunya. Istilah lain bagi ABK adalah anak luar biasa dan ada istilah yang lebih memberdayakan yaitu difabel (different abilities people).
            Mengungat karakteristik dan hambatan yang dimilikinya, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus. Yakni, pola pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Jenis-jenis ABK adalah Tunanetra (individu yang memiliki hambatan dalam pemdengaran), Tunarungu (individu yang mempunyai hambatan dalam pendengaran permanen mupun temporer atau tidak permanen), Tunagrahita (individu yang memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidak mampuandalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan), Tunadaksan (individu yang memiliki gangguan graka yang disebabkan oleh kelainan neuromuscular dan struktur tulang dan struktur tulang), Tunalaras (individu yang memiliki hambatan dalam mengendalikan emosi dan control sosial) dan kesulitan belajar.

A.    Fasilitas Pendidikan untuk ABK
Pendidikan untuk anak ABK mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan pihak terkait. Lokakarya nasional di Bandung, 8-14 Agustus 2004 menyepakati program pendidikan sebagian dari proses menuju hidup inklusif bagi ABK. Kesepakatan tersebut didasari atas kenyataan bahwa eksistensi anak berkelainan dan berkebutuhan khusus di Indonesia mendapat kesamaan hak dalam berbicara, kesejahteraan, dan kesehatan. Hak-hak anak tetrsebut juga telah dijamin oleh UUD 1945.
Regulasi yang menyangkut hak dan kewajiban ABK secara umum meliputi pemenuhan hak dan kewajiban secara penuh sebagai warga Negara. System regulasi itu memberikan jaminan sepenuhnya kepada anak berkelainan dan berkebutuhan khusus lainnya dalam mmeperoleh pendidiksn yang bermutu dan berpartisipasi aktif aktif dalam kehidupan masyarakat. Selamjutnya mereka yang memiliki kompetensi dan kepedulian dalam memperjuangkan hak ABK mengagendakan pencapaian program pendidikan inklusif. Salah satu aspek adalah pendidikan guna memepersiapkan ABK menjadi generasi penerus yang andal.
B.     Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif didirikan berdasarkan semangat untuk membangun system masyarakat inklusif, yakni sebuah tatanan kemayarakatan yang saling menghargai dan menghormati keberagaman. Pelaksanaannya dilakukan dengan penerapan metode dan penciptaan kondisi suasana belajar yang saling menumbuhkan (cooperative learning). Selanjutnya dari tumbuhnya kesadaran akan keberagaman dan keberadaan kemampuan diantara mereka akan tumbuh sikap peduli terhadap kelemahan yang disandang temannya. Akhirnya, pada pendidikan inklusif yang melibatkan partisipasi aktif dari tenaga pendidik dan siswa akan dapat menciptakan tradisi atau budaya peduli, bukan budaya kompetitif. Selain itu aplikasi dari budaya belajar bekerja sama niscaya tidak hanya mencapai target mencerdaskan otak, melainkan mempertajam kecerdasan dan kepekaan social.
C.    Metode Diskusi dan Curah pendapat
Diskusi merupakan cara mengungkapkan gagasan yang dapat diterapkan dalam pendidikan ABK. Bnetuk diskusi ini membutuhkan peralatan relative sederhana, yakni spidol, papan tulis. Siswa sebagai peran aktif lebih baik dibebaskan dari tugas mencatat. Sebaliknya, mereka justru diberi kebebasan untuk berpendapat dan mengadu argumentasi kepada sesame peserta maupun pemandu forum yang dibawakab oleh gur. Curah pendapat juga memudahkan siswa membuka pikiran dan mengungkapkan secara spontan.

BAB 5
Autis; dari Sekolah Khusus ke Sekolah Umum
            Pendidikan untuk anak autistic diklasifikasikan sebagai pendidikan layanan khusus (PLK). Depdiknas memeparkan data anak penyandang autis yang mengikuti PLK tergolong dalam kelompok 5 besar dari seluruh peserta sekolah khusus. Urutan pertama dengan jumlah dengan program sekolah khusus terbesar adalah penyandang tunagrahita berta dan ringan mencapai 38. 545 peserta, tuanrungu 19.199, tuna netra 3.218, tunadaksa 1.920 dan autis 1.752 pserta.semantara itu, jumlah sekolah layanan khusus anak autis sebanyak 1.752 sekolah.  
            Pendidikan anak autis seyogyanya disesuaikan dengan karakteristik ganguan yang lazim dialami anak autistik. Program sekolah di rumah untuuk anak autis (home schooling) dapat mengakomodasikan kebutuhan anak autistik yang cebderung individualistik. Program home schooling lebih mengoptimalkan kerja sama antara guru dan orang tua. Kerja sama guru dan orang tua ini merupakan cara terbaik untuk membentuk hubungan yang positif antara keluarga dan masyarakat.
            Pelayanan pendidikan anak autis lebih baik  dimulai sejak dini. Sehingga, untuk mengembangkan kurikulum mengacu pada program pengembangan kelompok bermain (usia 2-3 tahun), kuriikulum taman kanak-kanak (usia 4-5), kurikulum sekolah dasar, kurikulum SLB tunarungu dan kurikulum SLB tunanetra dan tunagrahita. Jika anak autistik mampu mencapai 5 komponen kemampuan dasar diatas, maka kurikulum dapat ditingkatkan pada kemampuan praakademik dan kemampuan akademik.
Ada enam karakteristik gangguan yang melekat pada anak autistik, yaitu komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku dan emosi. Pendidikan autis seluruhnya mengacu pada rujukan atau rekomendasi dari dokter, psikolog atau terapis yang mengenali karakteristik anak yang bersangkutan. Penerapan ini analogi dengan proses identifikasi anak autistik atau penilaian yang mengacu pada hal-hal berikut:
1.      Rujukan untuk terapi
Rujukan untuk terapi diperoleh dari:
a.       Guru TK/SD/SMA dan sederajat
b.      Orang tua
c.       Tenaga ahli
2.      Penilaian
Proses penilaian dilakukan sebagai berikut:
a.       Pedoman kurikulum sekolah yang berlaku di pendidikan formal;
b.      Pedoman observasi untuk anak autistik;
c.       Behavioural intervention manual;
d.      Observasi klinis;
e.       Masukan dari orang tua;
f.       Rujukan dari guru, orang tua dan tenaga ahli.
3.      Pengkajian
a.     Kognitif
b.    Motorik kasar;
c.    Motorik halus;
d.   Bahasa dan komunikasi;
e.    Interaksi sosial;
f.     Bantu diri
g.    Penglihatan;
h.    Pendengaran;
i.      Nutrisi;
j.      Otot-otot mulut;

4.      Individual educational plan and program (IEP)
Program (IEP) disusun dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan anak untuk mengejar ketertinggalannya dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.
5.      Persetujuan orang tua
Orang tua harus memiliki komitmen terhadap IEP dan konsisten untuk ikut serta dalam kelompok kerja yang terlibat dalam pendidikan anak.
6.      Evaluasi
Evluasi pendidikan untuk anak autistik meliputi evaluasi proses (evaluasi ini dilakukan oleh guru dan dilakukan seketika secara aktual dan faktual pada saat proses pembelajaran berlangsung), evaluasi bulanan (laporan dari orang tua kepada guru atau sebaliknya), dan evaluasi catur wulan (evaluai ini mendeskripsikan kemampuan anak autistik disertai penilaian kualitatif).
Laporan Buku yang Berjudul “Sekolah Alternatif, mengapa tidak?”, oleh Satmoko Budi Santoso (2010)
          Buku yang berjudul “Sekolah Alternatif, mengapa tidak?” ini memberikan rujukan tentang media, sarana dan fasilitas edukatif bagi anak untuk mengasah dan mengembangkan Kecerdasan Emosional (EQ), hingga Kecerdasan Spiritual (SQ), yang pada akhir-akhir ini sekolah alternatif atau sekolah diluar lingkungan formal mulai dikenal. Lihatlah bagaimanan kegiatan edukatif sekolah alam (out bound) yang dikemas dalam ragam games yang menyenangkan mampu melejitkan kecerdasan emosional anak dengan baik. Demikian juga tatanan home schooling yang kian diminati saat ini dan masi banyak pola-pola alternatif yang bisa diberikan kepada anak.
            Ini menunjukkan bahwa kualitas kepribadian, kecerdasan otak dan emosi anak sangat perlu dirangsang melalui media-media alternatif lainnya yang belum terpenuhi pada bangku sekolah formal. Maka orang tua yang memberikan les privat pada anaknya, ada yang memberikan latihan tari, lukis dan lain-lain.
Buku ini juga dapat merangsang para orang tua dan guru sekaligus untuk memeahami bagaimanan cara melengkapi kuaitas kecerdasan anak-anak di luar bangku sekolah formal dan dalam buku ini juga disediakan ulasan tentang jenis-jenis sekolah alternatif bagi anak berkebutuhan khusus.

2 komentar:

  1. togel sgp

    Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
    Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
    Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
    ? Pin BBM : D1A279B6
    ? Pin BBM : 7B83E334
    ? Whatsapp : +85598291698
    ? Skype : Poin.4D
    ? Line : +85598291698

    BalasHapus
  2. IGT - Titanium Money Clip, Brushed Stainless Steel
    ‎Steel-In-Powered Casino titanium mig 170 Slots · ‎Themes babyliss pro nano titanium · westcott scissors titanium ‎In-Powered Slots · titanium anodizing ‎Amenities titanium legs

    BalasHapus